Perbedaan Mendasar Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah terlepas dari yang
namanya aktivitas perdagangan. Baik di sebuah supermarket , ruko maupun
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dll selalu
menggunakan akutansi dalam mengatur sistem keuangan masing-masing. Akan
tetapi aktivitas antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang berbeda.
Aktivitas perusahaan jasa :
- perusahaan jasa adalah perusahaan yang hanya menjual jasa saja kepada konsumen
- perusahaan jasa tidak memiliki persediaan jasa
- jika ada persediaan , hanya berupa bahan habis pakai untuk menghasilkan jasa
Aktivitas perusahaan dagang :
- perusahaan dagang adalah perusahaan yang memiliki aktivitas membeli* barang untuk dijual** kembali
- perusahaan dagang umumnya memiliki persediaan barang
- perlu menghitung harga pokok penjualan
* dari aktivitas
membeli barang tersebut akan menimbulkan rekening baru jika
dibandingkan dengan perusahaan jasa , antara lain :
- Pembelian
- Ongkos Angkut Pembelian
- Retur Pembelian
- Potongan Pembelian
- Sediaan Barang Dagangan
- Kos Barang Terjual (Harga Pokok Penjualan)
** dari aktivitas menjual barang dagangan juga menimbulkan rekening baru , antara lain :
1. Penjualan
2. Retur Penjualan
3. Potongan Penjualan
dari contoh perbedaan aktivitas antara kedua perusahaan di atas dapat kita simpulkan bahwa
aktivitas
perusahaan jasa adalah menjual jasa saja konsumen. Sedangkan perusahaan
dagang membeli lantas menjual kepada konsumen. Jika ada pertanyaan
seeprti ini , “ Mengapa dalam perusahaan jasa tidak terdapat Harga Pokok
Penjualan ? ” , jawaban pastinya adalah karena perusahaan jasa tidak
pernah membeli barang secara fisik (yang dimaksud disini adalah jasa)
yang akan dijual kepada konsumen. Kalau pun itu ada hanya berupa
fasilitas, yang keberadaannya di perusahaan dalam rangka pelayanan
kepada konsumen.
Selain
konsep pencatatan aktivitas laporan keuangan yang berbeda , jenis
perusahaan juga ikut berperan dalam mempengaruhi bentuk dan isi laporan
keuangan. Misalnya dalam perusahaan jasa dapat kita lihat di bawah ini :
A. Penyesuaian karena mengalokasikan kos (cost) ke periode-periode tahun laporan :
contohnya penerapan Depresiasi
B. Penyesuaian karena mengakui kerugian yang selalu ada :
contohnya penerapan Kerugian Piutang
C. Penyesuaian
karena kewajiban perusahaan belum diselesaikan dan hak perusahaan
(kewajiban orang lain) belum diterima :
contohnya penerapan Pajak Penghasilan (kewajiban yang belum diselesaikan)
contohnya penerapan Pendapatan masih harus diterima (hak perusahaan belum diterima/masih harus diterima)
D. Uang
sudah dibayarkan tetapi tidak seluruhnya menjadi Biaya, dan uang sudah
diterima tetapi tidak seluruhnya menjadi Pendapatan
contohnya penerapan Sediaan Bahan Habis Pakai , Persekot Asuransi , Pendapatan Diterima Di muka
dalam perusahaan dagang hampir sama dengan perusahaan jasa dalam
bentuk dan isi laporan keuangan. Akan tetapi yang membedakannya adalah
adanya Penyesuaian berkaitan dengan Sediaan Barang Dagangan atau bahan
baku , barang dalam proses dan barang jadi. serta penggunaan 2 metode
yang berbeda dalam mencatat suatu transaksi , seperti metode fisik dan
metode perpetual sebagai berikut :
1. Pencatatan menggunakan metode fisik : yaitu sistem pencatatan melalui penentuan besarnya persediaan yang dilakukan dengan mengadakan penghitungan secara fisik untuk persediaan barang dagang di akhir periode
2. Pencatatan menggunakan metide perpetual : yaitu sistem pencatatan secara terus menerus mengikuti perubahan persediaan barang dagang sejak awal hingga akhir periode.
1. Pencatatan menggunakan metode fisik : yaitu sistem pencatatan melalui penentuan besarnya persediaan yang dilakukan dengan mengadakan penghitungan secara fisik untuk persediaan barang dagang di akhir periode
2. Pencatatan menggunakan metide perpetual : yaitu sistem pencatatan secara terus menerus mengikuti perubahan persediaan barang dagang sejak awal hingga akhir periode.
dapat kita simpulkan bahwa teknik pencatatan laporan keuangan dari
kedua perusahaan berbeda. Jadi dalam perusahaan dagang membutuhkan
banyak transaksi yang harus dicatat , baik dalam membeli maupun menjual
barang kepada konsumen.